Senin, 21 Maret 2011

A-y-a-h

He didn't tell me how to live; he lived, and let me watch him do it.
-Clarence Budington Kelland
I'm such a lazy person to update blog, sorry. Dan sekalinya ngepost malah gak penting begini. Seperti sekarang... ini cuma curahan hati karena.. galau. Yeah. Galau karena tersadar bahwa seorang ayah itu cenderung.. terlupakan. Sebuah sosok yang berada di belakang.. yang nyaris tak terlihat; hanya sebuah bagian yang kadang terlupakan. Rasanya jaraang banget saya berinteraksi sama ayah sendiri, I rarely really 'talk'.

Dan.. alasan saya tiba-tiba menggalau? Coba deh baca link ini. Memang sih, ini link fandom-related (berhubungan sama acara TV; Breaking Bad), tapi.. kata-katanya (harusnya) kena ke seluruh orang. Saya sampai nangis (meski gak sampai tersedu-sedu) pas baca. Itu.. betul-betul bikin saya sesak nafas.

Ini dia salah satu kata yang paling "jleb":

Now I feel lucky when he asks me about my day (I used to totally hate that question) or nags me about coming home on time at night and being responsible. One day he won't be here to ask.

Astaga... membaca bagian ini membuat saya benar-benar sesak. Ini bener banget, masalahnya. Biasanya saya kesel kalau bapak saya setelah pulang dari kantor mulai bertanya-tanya macam "kamu ngapain di sekolah?", "nilai udah ada yang dibagi?", "tugas apa aja?", dll. Yah.. kadang kesal itu muncul; kesal karena rasanya ayah sendiri kok ikut campur banget.

Tapi.. saya jauh lebih tidak bisa membayangkan lagi kalau ayah saya tidak bisa menanyakan hal itu lagi.

Saya jadi semakin sesak. Udah ya, sudahi dulu post ini. Saya mau.. saya mau beli buku #DearPapa dari nulisbuku.com jadinya -.-.